Glider Content

Minggu, 29 Januari 2012

Pelatihan Menjahit Tata Busana Level I Program PKH-DK Tahun 2011


Pengangguran dan kemiskinan hingga saat ini merupakan masalah besar Bangsa Indonesia yang belum bisa terpecahkan. Menurut data, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2011 mencapai 6,56 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Februari 2011 sebesar 6,80 persen dan TPT Agustus 2010.
              Selama enam bulan terakhir (Februari 2011―Agustus 2011), jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan terutama di Sektor Industri sebesar 840 ribu orang (6,13 persen) dan Sektor Konstruksi sebesar 750 ribu orang (13,42 persen). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor Pertanian sebesar 3,1 juta orang (7,42 persen) dan Sektor Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi sekitar 500 ribu orang (8,96 persen), dan Sektor Jasa Kemasyarakatan sebesar 370 ribu orang (2,17 persen). Jumlah pengangguran pada Agustus 2011 mencapai  7,7 juta orang atau 6,56 persen dari total angkatan kerja. Secara umum Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung menurun, dimana TPT Agustus 2011 sebesar 6,56 persen turun dari  TPT Februari 2011 sebesar 6,80 persen dan TPT Agustus 2010 sebesar 7,14 persen. Jika dibandingkan keadaan Februari 2011, TPT pada hampir semua tingkat pendidikan cenderung turun, kecuali TPT untuk tingkat pendidikan SD kebawah naik 0,19 persen, Sekolah Menengah Pertama naik 0,54 persen, dan Sekolah Menengah Kejuruan yang juga mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen. Pada Agustus 2011, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan masih tetap menempati posisi tertinggi, yaitu masing-masing sebesar 10,66 persen dan 10,43 persen.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran di Indonesia, diantaranya :
1.    Jumlah pencari kerja lebih besar dari jumlah peluang kerja yang tersedia (kesenjangan antara supply and demand).
2.    Kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja (mismatch).
3.    Masih adanya anak putus sekolah dan lulus tidak melanjutkan yang tidak terserap dunia kerja/berusaha mandiri karena tidak memiliki keterampilan yang memadai (unskilled labour).
4.    Terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) karena krisis global.

Dari keempat faktor tersebut, faktor pertama, kedua dan ketiga merupakan faktor yang dominan yang menyebabkan pengangguran di Indonesia. Gambaran yang muncul tersebut maka perlu sekali dikembangkan program-program kursus dan pelatihan dalam rangka mempercepat penurunan angka pengangguran. Menyikapi kondisi tersebut, maka masalah pengangguran dan kemiskinan menjadi fokus sasaran utama sehingga dengan jalan keluar dari program Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal dalam mengatasi pengangguran dan kemiskinan di atas adalah melalui program kursus dan pelatihan yaitu pelatihan program Pendidikan Kecakapan Hidup Pada Daerah Khusus (PKH - DK).
Pendidikan Kecakapan Hidup Pada Daerah Khusus (PKH - DK) adalah program pelayanan pendidikan dan pelatihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik di daerah bencana, daerah tertinggal, daerah perbatasan, dan daerah lain yang memerlukan pelayanan khusus program pendidikan kecakapan hidup agar memiliki kemampuan (pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental kreatif). Program Pendidikan Kecakapan Hidup Pada Daerah Khusus (PKH - DK) dilaksanakan dengan pendekatan ”4 in 1”, yaitu (1) melalui analisis kebutuhan pelatihan (training  need assessment-job order) ; (2) pelatihan berbasis Pendidikan Kecakapan Hidup berkompetensi (competency based training / CBT) ; (3) sertifikat kompetensi ; dan (4) jaminan penempatan kerja (Job placement). 
Program PKH-DK ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 bertempat di desa Panusupan Kec. Rembang Kab. Purbalingga. Dengan diikuti oleh 25 orang peserta yang berdomisili di desa Panusupan. Antusiasme terlihat dari banyaknya peserta yang berminat mengikuti program ini. Tetapi karena tertabasnya jumlah peserta yang sebelumnya sudah di tetapkan maka banyak diantara peserta yang mendaftar harus ter eliminasi dalam tahap seleksi. 
Program pelatihan yang dilakukan secara sistematis dan bertahap menjadikan setiap kegiatan pelatihan dapat berjalan lancar.  Hingga sampai berakhirnya program ini semua peserta didik mampu mengikuti kegiatan pelatihan dan mampu menerima setiap ilmu dan ketrampilan yang di sampaikan oleh tutor.
Output yang dihasilkan pun tidak mengecewakan, dari sekian peserta yang mengikuti pelatihan sebagian besar sudah dapat membuka usaha mandiri di masing masing dusun. 
Ini semua tidak lepas dari peranan pihak  pemerintah daerah dan Pusat, khususnya Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan,Ditjen PAUDNI, Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang sudah bersedia membantu menjebatani dalam hal pemberantasan penganggurn di Indonesia, juga tak lepas dari peran Dinas Pendidikan Kabupaten , Kecamatan serta Kelurahan/Desa tempat berlangsungnya program ini.


0 komentar:

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.